Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanya

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanya

MADU99LOUNGE – Sumber protein bisa didapatkan dari daging. Selain mengandung protein, daging juga memiliki kandungan zat besi yang penting untuk pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. 

Di Indonesia, ada berbagai menu olahan daging baik yang berasal dari daging sapi maupun daging kambing dengan rasa yang lezat. Namun, menu makanan berbahan daging kambing kerap kali di hindari oleh beberapa orang karena di anggap dapat meningkatkan tekanan darah. Benarkah makan daging kambing picu hipertensi? Berikut penjelasannya!MADU99LOUNGE

1. Benarkah daging kambing menyebabkan hipertensi?

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi sate kambing

Olahan berbahan daging kambing sering kali di hindari sebagian orang dengan alasan dapat memicu hipertensi. Adanya anggapan ini membuat sebagian orang enggan mengonsumsi daging kambing. Padahal, kabar tersebut tidak benar.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menerangkan bahwa anggapan daging kambing memicu hipertensi tidak di dukung bukti ilmiah. Ini juga di bantah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia lewat laman resminya.

Baca juga : Mengapa Rokok Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasannya

Di jelaskan bahwa makan daging kambing tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sebab, kandungan lemak jenuh dalam daging kambing jauh lebih rendah. Daging kambing justru mengandung lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk tubuh.

2. Daging kambing justru lebih sehat di banding daging merah lainnya

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi daging

Di lansir WebMD, daging kambing justru memiliki kandungan lemak yang lebih rendah jika di bandingkan dengan daging merah lainnya. Hal yang sama juga di jelaskan oleh Healthline, bahwa daging kambing termasuk salah satu daging yang paling di banding daging merah lainnya. Ini karena daging kambing memiliki lemak jenuh dan kolesterol yang rendah.

Kandungan kalori pada daging kambing juga lebih rendah daripada daging merah lainnya. Daging kambing juga mengandung zat besi yang lebih tinggi daripada daging merah dan daging putih lainnya.

3. Kandungan nutrisi daging kambing

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi olahan daging

Daging kambing mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tubuh, di antaranya protein, zat besi, vitamin, dan mineral. Di jelaskan United States Department of Agriculture, seporsi 100 gram daging kambing panggang mengandung:

  • Kalori: 143 kcal
  • Protein: 27,1 gram
  • Lemak total: 3,03 gram
  • Lemak jenuh: 0,93 gram
  • Kolesterol: 75 miligram (mg)
  • Kalsium: 17 mg
  • Zat besi: 3,73 mg
  • Fosfor: 201 mg
  • Potasium atau kalium: 405 mg
  • Natrium: 86 mg
  • Vitamin B12: 1,1 mikrogram (mcg)

4. Cara pengolahan memengaruhi nutrisi daging kambing

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi memasak makanan hingga matang

Mungkin beberapa orang memang mendapati tekanan darah yang cenderung lebih tinggi setelah mengonsumsi hidangan daging kambing. Adapun faktor yang memicu tekanan darah tinggi setelah mengonsumsi daging kambing adalah karena kesalahan saat mengolahnya. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan cara pengolahan dan bahan-bahan yang di gunakan saat mengolah daging kambing.

Baca juga : Mengapa Rokok Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasannya

Seperti di jelaskan dalam laman Direktorat P2PTM Kemenkes RI, pemicu hipertensi dalam hidangan berbahan daging kambing bukanlah dari daging kambing itu sendiri, melainkan dari garam.

Di jelaskan pula bahwa dari hasil pengamatan, semangkuk sup kambing rata-rata di beri satu sendok teh garam. Ini merupakan batas konsumsi garam harian yang di sarankan oleh Kemenkes. Selain itu, garam juga bisa terkandung dalam kecap yang menjadi bumbu utama hidangan daging kambing.

5. Anjuran konsumsi garam di Indonesia

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi garam

Anjuran konsumsi garam di Indonesia telah di atur oleh Kemenkes, yaitu 2.000 mg natrium per orang per hari. Jumlah tersebut setara dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram garam per orang per hari.

Maka dari itu, Direktorat P2PTM Kemenkes RI menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi. Selain itu, juga di sarankan agar tidak menambah garam atau kecap pada makanan yang di sajikan.

6. Garam dan lemak jenuh berlebih menjadi faktor risiko hipertensi

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi garam

American Heart Association menjelaskan bahwa hipertensi terjadi ketika kekuatan aliran darah yang mengalir di pembuluh darah terlalu tinggi. Tekanan darah yang di biarkan tinggi menjadi faktor risiko serangan jantung, stroke, dan berbagai komplikasi lainnya.

Di lansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), beberapa faktor risiko tekanan darah tinggi yang dapat di ubah antara lain:

  • Konsumsi garam berlebih.
  • Konsumsi lemak jenuh dan lemak trans berlebih.
  • Kurangnya asupan buah dan sayur.
  • Aktivitas fisik yang kurang.
  • Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Kebiasaan merokok.
  • Memiliki berat badan berlebih.

Sementara itu, faktor risiko tekanan darah tinggi yang tidak dapat di ubah yaitu:

  • Memiliki riwayat keluarga hipertensi.
  • Berusia lebih dari 65 tahun.
  • Memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Baca juga : Mengapa Rokok Menyebabkan Kanker? Ini Penjelasannya

Selama di konsumsi dalam jumlah terbatas, daging kambing tidak menyebabkan tekanan darah tinggi. Namun, pengolahan daging yang kurang tepat, seperti menambahkan banyak garam atau mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat memicu hipertensi. Maka dari itu, perhatikan pengolahan dan bahan-bahan yang di gunakan saat mengolah daging kambing maupun daging merah lainnya agar nutrisinya tetap terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *