Efek Samping Paparan Rokok Elektrik pada Perokok Pasif

Madu99 Efek Samping Paparan Rokok Elektrik pada Perokok Pasif Rokok elektrik atau vape tidak cukup aman untuk perokok pasif.

Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A mengatakan bahwa semua zat berbahaya yang terkandung dalam rokok konvensional ada juga di rokok elektrik.

Meski, rokok konvensional lebih banyak mengandung bahan kimia berbahaya, yaitu lebih dari 7.000.

Salah satu perbedaan lain antara rokok elektrik dan konvensional adalah rokok elektrik menghasilkan aerosol, yang di hasilkan dari memanaskan cairan.

Aerosol rokok elektrik mengandung zat berbahaya, termasuk nikotin, logam berat (seperti timbal), senyawa organik, dan zat-zat penyebab kanker (bersifat karsinogenik).

Dr. Dimas mengatakan bahwa kandungan itu tidak hanya berbahaya pada pengguna aktif, tetapi juga pada perokok pasif atau secondhand smoke.

“Dulu pernah di katakan bahwa secondhand smoke tidak terkena efek sampingnya, tapi ini ada buktinya (itu salah).

Apa saja efek samping paparan rokok elektrik pada perokok pasif?

Berdasarkan studi “Southern California Children Health Study” pada 2.097 anak usia 17 tahun yang di ikuti selama 2014 hingga 2019, di temukan efek samping paparan rokok elektrik atau vaping pada perokok pasif.

Pada 2022, hasilnya di temukan bahwa anak-anak yang di teliti selama kurang lebih 5 tahun tersebut mengalami beberapa masalah kesehatan akibat paparan rokok elektrik.

“Pada 2022, sebanyak 2.097 anak-anak usia 17 tahun yang di ikuti dari 2014 sampai 2019 di periksa, ternyata kejadian mengi mengingkat sekitar 15 persen,” ungkap Dr. Dimas.

Kejadian sesak napas meningkat 16-18 persen dan gejala bronkitis meningkat 19-26 persen.

Paparan vape secondhand nicotine di kaitkan dengan peningkatan risiko gejala bronkitis.
dan sesak napas di kalangan orang dewasa muda.

“Orang yang mendapatkan paparan vape secondhand nicotine di asosiasikan 1,4 kali lebih mungkin mengalami gejala bronkitis dan 1,5 kali lebih mungkin mengalami sesak napas,” terangnya.

Menurutnya, tren vaping dan efek sampingnya baik pada pengguna dan perokok pasif tidak baik untuk proyeksi masa depan negara Indonesia.

Pada 2045, Indonesia di proyeksikan akan mengalami masa keemasan karena mendapatkan bonus demografi dengan usia produktif (16-64 tahun) mencapai 70 persen dari total penduduk.

Saat itu, pendapatan per kapita di Indonesia bisa mencapai 47.000 USD. Sehingga, Indonesia bisa menjadi salah satu dari 7 kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

“Kalau saat ini anak-anak remajanya sakit-sakitan, terkena paparan asap rokok elektrik, maka apa yang akan terjadi kemudian hari? Apa kita bisa menjadi bangsa yang maju menikmati masa emas?” ujarnya.

Satuan Tugas (Satgas) Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Angga Wirahmadi, Sp.A(K) mengatakan bahwa paparan asap rokok pada remaja Indonesia usia 13-15 tahun terjadi di mana-mana dan jumlahnya meningkat, kecuali di sekolah.

Merujuk data Global Youth Tobacco Survey, berikut tingkat paparan asap rokok remaja Indonesia usia 13-15 tahun, yang di sampaikan oleh Dr Angga:

“Satu-satunya persentase paparan asap rokok yang menurun di sekolah dengan di berlakukannya aturan kawasan bebas rokok. Meski begitu, persentasenya tidak sampai nol persen. Masih ada saja yang merokok,” ucapnya.

Sumber agen pkv games berkualitas

Efek Samping Rokok Elektrik Vape yang Harus Kamu Waspadai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *