Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar

MADU99LOUNGE – Vaksin adalah garda terdepan manusia dalam memerangi penyakit. Salah satu buktinya adalah cacar atau smallpox. Terkenal sebagai penyakit mematikan pada abad ke-20, sebanyak 3 dari 10 orang bisa wafat atau mengalami disabilitas (terutama kebutaan) akibat penyakit yang disebabkan oleh virus Variola major dan V. minor ini.

Sejarah mencatat China telah melakukan imunisasi cacar sejak abad ke-16. Pada tahun 1796, vaksin cacar diformulasikan oleh dokter Inggris, Edward Jenner. Meski begitu, dunia baru benar-benar memerangi cacar pada abad ke-20. Pada tahun 1977, dunia dinyatakan bebas cacar dan vaksinasi cacar berhenti sebelum 1990.

Jika bertanya ke orang tua kita, mereka pasti ingat dengan vaksinasi cacar. Ini bisa terlihat dari bekas luka di lengan mereka. Lo, vaksinasi kok bisa meninggalkan bekas luka? Vaksin zaman kini, kan, tidak. Tidak perlu bingung, inilah fakta mengenai bekas luka vaksin cacar dan cara menghilangkannya.MADU99LOUNGE

1. Sejarah vaksinasi cacar

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar vaksinasi cacar atau smallpox

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Sejarah mencatat imunisasi cacar sudah beredar luas di China, tepatnya pada masa Dinasti Ming sejak abad ke-16. Disebut “variolasi”, caranya adalah menggores kulit lalu memaparkan keropeng atau cairan cacar ke luka tersebut. Namun, variolasi lebih berisiko mengakibatkan infeksi cacar dan risiko penularan jadi lebih besar.

Sosok yang berhasil meramu vaksinasi cacar tersebut adalah dokter Inggris asal Gloucestershire, Dr. Edward Jenner. Pada tahun 1796, ia menemukan bahwa virus cowpox (CPXV) dari lesi cacar sapi bisa memperkuat imunitas manusia terhadap cacar, dan risikonya lebih kecil dibanding variolasi.

Oleh sebab itu, metode ini disebut vaksinasi, dari Bahasa Latin “vacca” yang berarti “sapi”. Vaksin Dr. Edward digunakan hingga bahan vaksin diganti pada abad ke-19 dengan virus Vaccinia.

2. Metode vaksinasi cacar beda

Vaksinasi umumnya (dari flu hingga COVID-19) melibatkan suntikan tunggal dengan satu jarum suntik yang menembus hingga ke otot (intramuskuler). Nah, tahukah kamu kalau vaksinasi cacar beda caranya?

Dari segi jarum, pemberian vaksinasi cacar di lakukan dengan jarum bercabang dua. Tenaga kesehatan lalu akan menusuk kulit lengan tak terlalu dalam berkali-kali agar virus bersarang di lapisan dermis kulit (intradermal). Lalu, tenaga kesehatan akan meminta pasien datang dalam 3 atau 4 hari untuk melihat perubahan di situs tersebut.

Saat virus menyentuh lapisan dermis, maka virus akan berkembang dan menyebabkan benjolan merah nan gatal. Pada minggu pertama, benjolan ini berubah jadi gelembung cacar yang di sebut “Jennerian Vesicle“. Pada minggu kedua, gelembung tersebut berubah jadi keropeng dan meninggalkan bekas sebagai tanda vaksinasi cacar berhasil. 

3. Mengapa bisa menjadi bekas luka?

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Tentu saja, metode vaksinasi cacar bukan hanya biang kerok bekas vaksinasi. Seperti yang di jelaskan sebelumnya, bekas vaksin tersebut adalah tanda bahwa vaksinasi cacar berhasil. Mengapa begitu?

Sistem imun tubuh merespons virus dari vaksinasi cacar dengan cara “mendorong” virus tersebut keluar. Nah, respons inilah yang menyebabkan jaringan parut. Seiring tubuh memerangi infeksi virus tersebut, keropeng mulai muncul. Saat situs vaksinasi di lengan pulih, keropeng ikut tanggal dan meninggalkan bekas luka.

Malah, jika situs vaksinasi tak menunjukkan reaksi dalam 3 sampai 4 hari, vaksinasi cacar di anggap gagal. Meski jarang terjadi, pasien akan disarankan untuk di vaksinasi ulang. Pada masanya, reaksi kulit terhadap vaksinasi cacar yang kedua kalinya ini jadi lebih ringan dan lebih cepat sembuh.

4. Vaksin BCG juga meninggalkan bekas

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Vaksinasi cacar bukanlah satu-satunya vaksin yang bisa meninggalkan bekas. Selain vaksinasi cacar, vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk tuberkulosis (TB) juga bisa meninggalkan bekas di lengan bagian atas. Sebagai informasi, vaksinasi BCG juga di lakukan sama seperti vaksinasi cacar, yaitu secara intradermal.

Jadi, apa bedanya bekas vaksinasi cacar dengan vaksinasi BCG? Umumnya, bekas vaksinasi cacar lebih turun dari permukaan kulit dengan tepi yang tak rata. Sementara itu, bekas vaksinasi BCG lebih timbul dari permukaan kulit dan memiliki bentuk yang lebih bulat.

5. Tips mengurangi bekas luka vaksinasi cacar

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar ilustrasi mengoleskan krim tabir surya

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Kabar baiknya, ada cara untuk mengurangi penampakan bekas luka habis vaksinasi cacar. Di lansir Healthline, inilah beberapa cara mengurangi bekas luka akibat vaksinasi cacar:

  • Mengoleskan tabir surya: Sinar matahari bisa membuat jaringan parut vaksinasi cacar lebih gelap dan menebal sehingga lebih tampak di kulit.
  • Mengoleskan krim pelembut kulit: Meski tak bisa sepenuhnya menghilangkan, cocoa butter hingga lidah buaya bisa mengurangi tampak bekas luka.
  • Demabrasi: Proses mengelupas/mengikis lapisan luar kulit agar bekas luka vaksinasi cacar bisa sembuh. Konsultasi terlebih dahulu sebelum yakin melakukan prosedur ini.
  • Scar revision: Proses menyingkirkan kulit yang terdampak dan memperbaiki jaringan parut. Meski meninggalkan bekas luka juga, setidaknya bekas luka scar revision lebih pudar di banding bekas luka vaksinasi cacar.
  • Cangkok kulit: Proses mengambil lapisan kulit sehat dari daerah tubuh lain untuk menambal bekas luka. Akan tetapi, daerah cangkok kulit akan terlihat berbeda dengan kulit sekitarnya.

Itulah beberapa fakta mengenai bekas vaksinasi cacar dan bagaimana cara menghilangkan atau memudarkannya. Ingat, bekas vaksinasi cacar tersebut sebenarnya adalah bukti kalau vaksinasi berhasil. Jadi, sebenarnya, tidak perlu malu!

Vaksin adalah garda terdepan manusia dalam memerangi penyakit. Salah satu buktinya adalah cacar atau smallpox. Terkenal sebagai penyakit mematikan pada abad ke-20, sebanyak 3 dari 10 orang bisa wafat atau mengalami disabilitas (terutama kebutaan) akibat penyakit yang di sebabkan oleh virus Variola major dan V. minor ini.

Baca juga : Apakah Boleh Olahraga setelah Cabut Gigi? Begini Penjelasannya!

Sejarah mencatat China telah melakukan imunisasi cacar sejak abad ke-16. Pada tahun 1796, vaksin cacar di formulasikan oleh dokter Inggris, Edward Jenner. Meski begitu, dunia baru benar-benar memerangi cacar pada abad ke-20. Pada tahun 1977, dunia di nyatakan bebas cacar dan vaksinasi cacar berhenti sebelum 1990.

Jika bertanya ke orang tua kita, mereka pasti ingat dengan vaksinasi cacar. Ini bisa terlihat dari bekas luka di lengan mereka. Lo, vaksinasi kok bisa meninggalkan bekas luka? Vaksin zaman kini, kan, tidak. Tidak perlu bingung, inilah fakta mengenai bekas luka vaksin cacar dan cara menghilangkannya.

1. Sejarah vaksinasi cacar

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar vaksinasi cacar atau smallpox

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Sejarah mencatat imunisasi cacar sudah beredar luas di China, tepatnya pada masa Dinasti Ming sejak abad ke-16. Di sebut “variolasi”, caranya adalah menggores kulit lalu memaparkan keropeng atau cairan cacar ke luka tersebut. Namun, variolasi lebih berisiko mengakibatkan infeksi cacar dan risiko penularan jadi lebih besar.

Sosok yang berhasil meramu vaksinasi cacar tersebut adalah dokter Inggris asal Gloucestershire, Dr. Edward Jenner. Pada tahun 1796, ia menemukan bahwa virus cowpox (CPXV) dari lesi cacar sapi bisa memperkuat imunitas manusia terhadap cacar, dan risikonya lebih kecil di banding variolasi.

Oleh sebab itu, metode ini di sebut vaksinasi, dari Bahasa Latin “vacca” yang berarti “sapi”. Vaksin Dr. Edward di gunakan hingga bahan vaksin di ganti pada abad ke-19 dengan virus Vaccinia.

2. Metode vaksinasi cacar beda

Vaksinasi umumnya (dari flu hingga COVID-19) melibatkan suntikan tunggal dengan satu jarum suntik yang menembus hingga ke otot (intramuskuler). Nah, tahukah kamu kalau vaksinasi cacar beda caranya?

Dari segi jarum, pemberian vaksinasi cacar di lakukan dengan jarum bercabang dua. Tenaga kesehatan lalu akan menusuk kulit lengan tak terlalu dalam berkali-kali agar virus bersarang di lapisan dermis kulit (intradermal). Lalu, tenaga kesehatan akan meminta pasien datang dalam 3 atau 4 hari untuk melihat perubahan di situs tersebut.

Baca juga : Apakah Boleh Olahraga setelah Cabut Gigi? Begini Penjelasannya!

Saat virus menyentuh lapisan dermis, maka virus akan berkembang dan menyebabkan benjolan merah nan gatal. Pada minggu pertama, benjolan ini berubah jadi gelembung cacar yang di sebut “Jennerian Vesicle“. Pada minggu kedua, gelembung tersebut berubah jadi keropeng dan meninggalkan bekas sebagai tanda vaksinasi cacar berhasil. 

3. Mengapa bisa menjadi bekas luka?

Cara Menghilangkan Bekas Luka setelah Vaksin Cacar. Tentu saja, metode vaksinasi cacar bukan hanya biang kerok bekas vaksinasi. Seperti yang di jelaskan sebelumnya, bekas vaksin tersebut adalah tanda bahwa vaksinasi cacar berhasil. Mengapa begitu?

Sistem imun tubuh merespons virus dari vaksinasi cacar dengan cara “mendorong” virus tersebut keluar. Nah, respons inilah yang menyebabkan jaringan parut. Seiring tubuh memerangi infeksi virus tersebut, keropeng mulai muncul. Saat situs vaksinasi di lengan pulih, keropeng ikut tanggal dan meninggalkan bekas luka.

Malah, jika situs vaksinasi tak menunjukkan reaksi dalam 3 sampai 4 hari, vaksinasi cacar di anggap gagal. Meski jarang terjadi, pasien akan di sarankan untuk di vaksinasi ulang. Pada masanya, reaksi kulit terhadap vaksinasi cacar yang kedua kalinya ini jadi lebih ringan dan lebih cepat sembuh.

4. Vaksin BCG juga meninggalkan bekas

Vaksinasi cacar bukanlah satu-satunya vaksin yang bisa meninggalkan bekas. Selain vaksinasi cacar, vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk tuberkulosis (TB) juga bisa meninggalkan bekas di lengan bagian atas. Sebagai informasi, vaksinasi BCG juga di lakukan sama seperti vaksinasi cacar, yaitu secara intradermal.

Jadi, apa bedanya bekas vaksinasi cacar dengan vaksinasi BCG? Umumnya, bekas vaksinasi cacar lebih turun dari permukaan kulit dengan tepi yang tak rata. Sementara itu, bekas vaksinasi BCG lebih timbul dari permukaan kulit dan memiliki bentuk yang lebih bulat.

5. Tips mengurangi bekas luka vaksinasi cacar

Kabar baiknya, ada cara untuk mengurangi penampakan bekas luka habis vaksinasi cacar. Di lansir Healthline, inilah beberapa cara mengurangi bekas luka akibat vaksinasi cacar:

  • Mengoleskan tabir surya: Sinar matahari bisa membuat jaringan parut vaksinasi cacar lebih gelap dan menebal sehingga lebih tampak di kulit.
  • Mengoleskan krim pelembut kulit: Meski tak bisa sepenuhnya menghilangkan, cocoa butter hingga lidah buaya bisa mengurangi tampak bekas luka.
  • Demabrasi: Proses mengelupas/mengikis lapisan luar kulit agar bekas luka vaksinasi cacar bisa sembuh. Konsultasi terlebih dahulu sebelum yakin melakukan prosedur ini.
  • Scar revision: Proses menyingkirkan kulit yang terdampak dan memperbaiki jaringan parut. Meski meninggalkan bekas luka juga, setidaknya bekas luka scar revision lebih pudar di banding bekas luka vaksinasi cacar.
  • Cangkok kulit: Proses mengambil lapisan kulit sehat dari daerah tubuh lain untuk menambal bekas luka. Akan tetapi, daerah cangkok kulit akan terlihat berbeda dengan kulit sekitarnya.

Baca juga : Apakah Boleh Olahraga setelah Cabut Gigi? Begini Penjelasannya!

Itulah beberapa fakta mengenai bekas vaksinasi cacar dan bagaimana cara menghilangkan atau memudarkannya. Ingat, bekas vaksinasi cacar tersebut sebenarnya adalah bukti kalau vaksinasi berhasil. Jadi, sebenarnya, tidak perlu malu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *