Gender Equality. 5 Profesi Ini Sekarang Bisa Jadi Karier Siapa Saja
Madu99lounge Kalau zaman dulu, masih banyak lho profesi yang identik dengan gender laki-laki. Masyarakat dulu menilai bahwa profesi tersebut tak layak di kerjakan oleh perempuan. Tapi, semakin hari pemikiran tentang kesetaraan gender sudah mulai di sebarkan.
1. Sopir bus
Anak bus mana nih suaranya? Buat kamu yang sering banget pakai moda transportasi ini, pasti pernah lihat ‘kan, gak semua sopirnya laki-laki? Yap, sopir bus perempuan saat ini juga sudah mulai bermunculan lho.
Hal ini jadi tanda, kalau kesetaraan gender memang perlahan mulai di terapkan. Gak cuma sopir bus aja nih, ada driver ojek online, pilot, dan sebagainya. Hal ini juga di dukung dengan skill mereka yang di anggap lebih sabar dalam mengemudi dengan kecepatan stabil nih!
2. Engineer
Kalau dengar profesi insinyur, apa nih yang kebayang di benakmu? FYI nih, mereka orang ahli dalam bidang keteknikan. Misalnya, membuat desain tentang mengalirkan air dan listrik, bangun rumah, menyalakan mobil, televisi, internet, telepon, hingga aplikasi yang memberikan banyak kemudahan.
3. Pembalap
Perempuan jadi pembalap? Why not. Hal ini sudah di buktikan oleh srikandi arena balap, seperti Alexandra Asmasoebrata, Sabrina Sameh, Raya Kitty, Alinka Hardianti, dan lainnya. Mereka mampu berpacu dengan kecepatan tinggi dengan arahan strategi dari tim. Gak sembarang orang bisa melakukannya lho
4. CEO
Deretan nama-nama CEO perempuan kini sudah mulai banyak bermunculan. Hal ini semakin membuktikan perempuan bisa berdaya. Seperti, Whitney Herd (CEO Bumble), Susan Wojcicki (CEO YouTube), Putri Gayatri (CEO Telkomsel) dan lainnya. Yap, jangan salah! Indonesia juga punya CEO keren nih.
Faktanya, Putri ini masih menjadi mahasiswa aktif IPB lho. Lho kok bisa jadi CEO? Dengan kemampuan dan kesempatan yang di dapatkan melalui kampanye #GirlsTakeOver, ia berkesempatan menjadi CEO Telkomsel selama sehari menggantikan posisi Hendri Mulya Syam.
5. Tentara
Punya fisik yang kuat, bisa bela diri, rasanya profesi tentara memang di takdirkan untuk laki-laki. Tapi, ternyata kenyataan berkata lain. Dengan munculnya kesadaran kesetaraan gender, perempuan juga bisa kok jadi tentara.