Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

Yuk, Mari luruskan stigma keliru terhadap pengidap Skizofrenia! Nah ada 6 mitos yang perlu di luruskan tentang skizofrenia. Langsung saja kita simak!

MADU99lounge – Skizofrenia merupakan salah satu penyakit mental, dimana pengidapnya mengalami gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah. Kondisi ini kerap dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid, waham, cara berbicara dan berpikir yang kacau, bahkan disertai disfungsi sosial yang signifikan.

Nah, dilansir dari laman The Health Site dan Bright Side, rupanya inilah mitos tentang skizofrenia yang lazim dipercaya oleh awam. PokerOnline

Yuk, Mari kita bantu luruskan sesuai fakta!

1. Pengidap skizofrenia memiliki kepribadian ganda

Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

Faktanya, pengidap skizofrenia bukannya berkepribadian ganda, melainkan kehilangan kontak dengan realitas yang mempengaruhi mentalnya akibat gangguan pada proses berpikir, berkomunikasi, serta berperilaku. Imbasnya, mereka kesulitan membedakan antara kenyataan dengan delusi ataupun halusinasi.

2. Pengidap skizofrenia tak dapat disembuhkan

Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

Beragam penelitian dan perkembangan di bidang kedokteran membuka peluang bagi kesembuhan pengidap skizofrenia. Melalui pengobatan dan terapi yang tepat, serta modifikasi gaya hidup untuk pasiennya, penyakit mental yang satu ini dapat diatasi. Pengidap skizofrenia pun dapat hidup normal layaknya orang-orang pada umumnya.

3. Pengidap skizofrenia mengalami keterbelakangan mental

Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

Walaupun termasuk penyakit mental, tapi pengidap skizofrenia bukannya berketerbelakangan mental. Mereka memang kadang mengalami masalah komunikasi dan perhatian, namun mereka tetap memiliki kecerdasan normal. Bahkan, tak sedikit dari pengidapnya yang mendulang prestasi, lho.

4. Skizofrenia disebabkan kelalaian pola asuh oleh orangtua

Pola asuh yang buruk mungkin menjadi salah satu penyebabnya, tapi hal tersebut tak berlaku mutlak pada semua pengidap skizofrenia. Pasalnya, ada beragam faktor yang memicu skizofrenia. Mulai dari genetis, kondisi pra-kelahiran, cedera otak, trauma, tekanan sosial, stress, hingga penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan psikotropika.

5. Pengidap Skizofrenia lebih banyak wanita

Penyakit mental yang satu ini bersifat universal, dengan 1% penduduk dunia yang menjadi pengidapnya. Lebih lanjut, berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), sekitar 23 juta orang di seluruh dunia mengidap Skizofrenia. Lebih rinci, sebanyak 13 juta penderita merupakan pria, dan sisanya adalah wanita.

Salah satu teori menemukan bahwa kadar hormon estrogen yang relatif lebih tinggi dalam tubuh wanita ternyata berperan untuk mencegah ketidakseimbangan neurotransmitter (zat kimia di dalam otak), seperti dopamine dan glutamat yang berpengaruh dalam Skizofrenia.

6. Pengidap skizofrenia mengalami gejala yang sama

Pengidap Skizofrenia melalui gejala yang bervariasi. Mulai dari psikosis akut, halusinasi, atau delusi saja, bahkan mungkin mengalami lebih banyak gejala dibandingkan pengidap yang lain. Pasalnya, perkembangan kondisi pada setiap pengidapnya memang beragam.

Selain itu, penyakit mental ini pun berkembang sangat lambat sehingga episode-episode kekambuhannya mungkin tak sempat terdeteksi pada fase awal. Namun, Skizofrenia umunya mulai muncul pada fase remaja atau dewasa muda.

Nah, mari bantu meluruskan mitos-mitos seputar Skizofrenia tersebut. Serta, semoga pengidap Skizofrenia lekas sembuh!

SUMBER : Madu99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *